Patung batu raksasa itu jumlahnya
hampir 1.000, menyebar di sepanjang garis pantai Easter Island, atau Pulau
Paskah. Moi, demikian sebutannya, adalah arca manusia besar monolitik,
yang dipahat dari batu tunggal.
Rupanya meniru para nenek moyang
penduduk asli, Rapa Nui. Patung setinggi 10 meter itu diyakini berasal dari
abad ke-12. Bentuknya bermacam-macam, serupa karikatur -- ada yang gemuk,
kurus, kecil, atau dengan tato di tubuhnya. Diyakini patung itu dipahat sebagai
ekspresi budaya kala itu.Selain asal usul dan siapa yang membangun Moi, salah
satu misteri yang hingga kini belum terjawab adalah, bagaimana tanah di
Kepulauan Polinesia yang amat sangat terpencil itu bisa ada penghuninya?
Letak Pulau Paskah lebih dari dari
2.000 mil atau 3.218 km dari pusat populasi terdekat, Chile dan Tahiti.
Merupakan salah satu tempat berpenghuni yang paling terpencil di muka bumi.
Sebagian besar sejarawan sepakat,
pelaut Polinesia tiba di sana dan bermukim sekitar tahun 400 Sebelum Masehi,
tapi tidak ada yang tahu pasti, belum ada bukti sahih. Sementara sejumlah orang
bahkan mengaitkannya dengan mahluk luar angkasa. Juga tanpa bukti ilmiah.
Pulau Paskah tak diketahui
keberadaannya hingga tahun 1722, saat penjelajah Belanda tiba. Untuk kali
pertamanya penduduk Rapa Nui melakukan kontak dengan orang luar. Kala itu,
patung moai masih berdiri tegak, belum ambles seperti sekarang, penduduk
pulau itu diperkirakan sekitar 20.000 jiwa.
Namun, populasi penduduk itu kini
merosot drastis. Hanya tinggal 5.000 -- lima kali lipat jumlah Moai, lebih
sedikit dari populasi kuda yang ada di sana. Meski demikian mereka masih
mempertahankan tradisi nenek moyang. Salah satunya dengan menggelar Festival
Tapati dari 1-14 Februari 2013, yang mempertandingkan olahraga kuno.
Campur Tangan Alien
Selain asal usul moai, ada lagi
misteri tulisan Rongorongo yang belum bisa diuraikan oleh para ahli bahasa dari
berbagai generasi. Yang makin menguatkan aura mistis Pulau Paskah.
Sebelumnya, sebuah serial televisi
Inggris, Wild Pacific membangkitkan klaim bahwa patung-patung raksasa
itu dibuat, atau setidaknya dipengaruhi mahluk ekstraterresterial.
"Apakah mahluk
ekstraterrestrial mengunjungi bumi..Siapa yang membangun patung Moai raksasa
Pulau Paskah yang disebut 'tugu peringatan' dari peradaban alien," demikian
narasi acara tersebut seperti dimuat Discovery.
Untuk diketahui, gagasan bahwa alien
mengunjungi peradaban di masa lalu telah berkembang selama beberapa dekade.
Yang paling menonjol dipromosikan oleh Erich von Daniken, penulis klasik
pseudosains, "Chariots of the Gods?: Unsolved Mysteries of the
Past".
Von Daniken yakin, salah satunya,
bahwa orang Mesir kuno tak memiliki kecerdasan maupun alat untuk membuat
piramida Giza, jadi ia percaya ada campur tangan alien di sana.
Namun, para arkeolog menepis klaim
itu. Khususnya terkait moai di Pulau Paskah. Dengan mengatakan bahwa bahan
pembuatan batu berasal dari gunung yang disebut Rano Raraku di timur laut pulau
tersebut.
Lalu, sebuah teori baru menyusul
muncul, bahwa patung-patung besar seberat 74 ton itu bisa "berjalan".
Diduga para pemahat sedemikian rupa
merancang patung-patung itu sehingga bisa berjalan dalam arti sebenarnya. Moai
diduga digerakkan dengan cara menggoyang sisi sampingnya, ke kanan dan kiri,
menggunakan tali. Mirip dengan cara manusia modern memindahkan kulkas ke sudut
dapur.
Temuan sekaligus membantah teori
sebelumnya yang menduga penduduk Rapa Nui di masa lalu membaringkan moai dan
menggelindingkannya, dengan bantuan balok kayu. Akibatnya, terjadi eksploitasi
berlebihan Pulau Rhe. Yang konon, masyarakat Rapa Nui menggunduli hutan di sana
demi memenuhi obsesi mereka mendirikan patung megah para leluhur.
Sumber : www.liputan6.com
Sumber : www.liputan6.com
Posting Komentar